Recent Posts

Welcome to My Blog

Senin, 22 Juli 2013

Khutbah Jum'at

KHUTBAH JUM’AT
Khutbah Pertama
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIMI
ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAAHI WA BARAKAATUHU

INNALHAMDULILLAAH, NAHMADUHUU WA NASTA’IINUHUU WA NASTAGHFIRUHU WA NA’UUDZUBILLAAHI MIN SYURUURI ‘ANFUSINAA WA MIN SYAYYI-AATI A’MAALINAA MAN YAHDILLAAHU FALAA MUDHILLALAHU WA MAN YUDHLILHU FALAA HAADIYALAHU

ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAAHU WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA RASUULUHUU LAA NABIYYA BA’DAHU

ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SYAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHII ‘AJMA’IIN

FA-UUSHIIKUM WA NAFSII BIT TAQUULLAAH QAALALLAAHU TA’AALA FIIL QUR’AANIL KARIIM A’UUDZUBILLAAHI MINASY SYAITHOONIR RAJIIM, BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIM YAA AYYUHAL LADZIINA ‘AAMANUU ITTAQUULLAAHA HAQQAA TUQAATIHI WA LAA TAMUUTUNNAA ILLAA WA ANTUM MUSLIMUUN WA QAALALLAHU TA’AALAA FIL QUR’AANIL KARIM AUDZUBILLAAHIMINA SY SYAITOON NIRROJIIM, BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIM

•                               

Jamaah Jum’at rahimakullah.
Terlebih dahulu tentunya segenap puji dan syukur kita himpun dan kembalikan kehadirat Allah SWT diiringi dengan menyampaikan ucapan shalawat dan salam untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW sebagai imam dan ikutan kita dalam mendayung bahtera kehidupan kita guna mencapai sa’adah dunia dan akhirat.
Pada kesempatan kali ini tak lupa khatib wasiatkan kepada diri khatib pribadi dan jama’ah semuanya, marilah kita untuk terus meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, karena iman dan taqwa adalah sebaik-baik bekal untuk menuju kehidupan di akhirat kelak.
Adapun judul Khutbah kita pada hari ini adalah

ISLAM AGAMA YANG BENAR
Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah.
Krisis yang terjadi di Indonesia beberapa tahun yang lalu sampai saat ini, bukan saja krisis moneter tapi juga krisis kepercayaan terhadap agama Islam oleh penganutnya sendiri. Ini terbukti dengan gaya hidup mereka yang dilihat secara lahiriyah masih ada saja kesamaan dengan gaya hidup orang-orang yang nonMuslim. Misalnya saat sekarang ini kita sering melihat kaum wanita di jalan-jalan, sulit dibedakan antara seorang muslimah dengan non-muslimah, sebab rambut sama-sama terlihat, betis sama-sama terbuka, sama-sama menor dalam bersolek bahkan sama-sama berpakaian ketat. Yang mana semuanya dilarang dalam Islam.
Kaum muslimin yang berbahagia.
Boleh jadi semua itu akibat ketidaktahuan atau ketidak fahaman. Namun ketidak tahuan itu adalah akibat bahwa kebanyakan kaum muslimin telah kehilangan kepercayaan terhadap Islam, sehingga mereka cenderung mengabaikan ajaran-ajarannya. Mempelajari ilmu-ilmu Islam dianggap ketinggalan jaman. Banyak orang Islam, bahkan kalangan akademik yang beranggapan mempelajari ilmu-ilmu Islam tanpa dicampur dengan teori-teori ilmu barat, ini merupakan suatu kemunduran. Tidak sesuai dengan perkembangan jaman dan seterusnya.
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, pasti mengimani dan meyakini bahwa hanya Islam sajalah yang terbaik dan benar, sebagai pedoman beribadah dan pedoman hidup didunia. Sebab ia meyakini bahwa segala yang dikatakan Allah dan RasulNya pasti benar dan baik.
Hal ini berkaitan dengan ayat yang khatib bacakan di awal khutbah tadi, dalam hal ini Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa ayat tersebut merupakan berita dari Allah Subhannahu wa Ta'ala bahwa tidak ada agama apapun yang diterima di sisi Allah, kecuali Islam. Sedangkan Islam ialah ittiba’ (mengikuti) rasul-rasul Allah yang diutus untuk tiap-tiap masa, sampai akhirnya ditutup dengan rasul terakhir Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam. Sehingga jalan menuju Allah tertutup kecuali melalui jalan Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam. Karenanya, siapa yang menghadap Allah Subhannahu wa Ta'ala setelah diutusnya Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam dengan menggunakan agama yang tidak berdasarkan syariat beliau, maka tidak akan diterima. Seperti halnya firman Allah pada ayat yang lain:
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imran: 85).
Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah.
Demikian pula pada ayat di atas Allah memberitahukan tentang pembatasan agama yang diterima di sisiNya, hanyalah Islam. Dengan kata lain, bahwa selain Islam adalah agama yang batil. Tidak akan membawa kebaikan dunia dan tidak pula akhirat. Sebab agama selain Islam, tidak diakui dan tidak dibenarkan oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala sebagai pedoman, baik dalam hal ibadah maupun mu’amalah-mu’amalah duniawi.
Dalam kaitannya dengan hal ini seorang tokoh ulama’ dari Yordania yaitu Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid mengatakan dalam kitabnya Ilmu Usulil Bida’ bahwa ayat yang mulia ini membuktikan betapa syariat Islam telah sempurna dan betapa syariat itu telah cukup untuk memenuhi segala kebutuhan makhluk, jin dan manusia dalam melaksanakan yaitu ibadah.
Artinya kebenaran Islam adalah kebenaran paripurna, kebenaran menyeluruh dan merupakan kebenaran yang betul-betul merupakan nikmat Allah yang luar biasa. Betapa tidak, sebab apapun kebutuhan manusia dalam rangka pengabdian dan peribadatannya kepada penciptanya sudah tertuang dan tercukupi dalam Islam. Sesungguhnya manusia tidak membutuhkan lagi petunjuk-petunjuk lain, kecuali Islam.
Kaum Muslimin jamaah Jum’ah yang berbahagia.
Kesempuranaan Islam adalah kesempurnaan yang meliputi segala aspek, untuk tujuan kebahagiaan masa depan yang abadi dan tanpa batas. Yaitu kebahagiaan tidak saja di dunia, tetapi di akhirat juga. Karena itu mengapa orang masih ragu terhadap kebenaran dan kesempurnaan Islam? Mengapa orang masih mencari alternatif dan solusi-solusi lain?. Islam sudah cukup, tidak perlu penambahan atau pengurangan untuk melaksanakan ajaran-ajaran Islam. Kebenaran dan kesempurnaan Islam ini juga telah diakui oleh pemeluk agama lain selain Islam. Hanya saja banyak di antara mereka sendiri yang menolak, seperti disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an:
“Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, padahal diri mereka mengakui kebenarannya, lantaran kedzaliman dan kecongkakan.” (An-Naml: 14).
Dari uraian di atas, seluruh ummat Islam harus merenung ulang mengapa ia harus beragama Islam?. Bagaimana agar ia berada dalam lingkungan kebenaran?. Seorang pembaharu abad XII Hijriah, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab memberikan konsep renungan kepada kita sebagai berikut:
Pertama; Seorang muslim harus merenung dan memahami bahwa ia diciptakan, diberi rizki dan tidak dibiarkan . Itulah sebabnya Allah mengutus rasulNya ketengah-tengah manusia. Tidak lain untuk membimbing mereka. Artinya ia, hidup dan ada di muka bumi karena diciptakan Allah, ia diberi berbagai fasilllitas, rizki yang lengkap, mulai dari kebutuhan oksigen untuk bernafas sampai rumah sebagai tempat berteduh dan lain-lainnya sampai hal-hal yang di luar kesadaran manusia. Semua itu bukan untuk hal yang sia-sia.
Jamaah Jum’ah yang berbahagia.
Konsep yang kedua: Seorang muslim harus memahami bahwa Allah tidak ridha, jika dalam peribadatan kepadaNya, Dia disekutukan dengan selainNya. Sekalipun Malaikat yang dekat denganNya ataupun Nabi utusanNya, sebagaimana firmanNya:
“Dan sesungguhnya masjid-masjid adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun didalamnya disamping (menyembah) Allah.” (Al-Jin: 18)
Konsep yang ketiga: Jika sudah menjadi orang yang taat kepada Rasul Allah, dan bertauhid kepada Allah, maka konsekwensi berikutnya yang harus dipahami adalah prinsip Wala’ dan Bara’. Artinya loyalitasnya hanya diberikan kepada Allah dan RasulNya dan orang-orang yang beriman. Sebaliknya ia tidak memberikan kecintaan dan kasih sayangnya kepada siapapun yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipun kerabat terdekatnya.
Kaum muslimin jamaah Jum’ah yang berbahagia.
Itulah hakikat Islam yang dengan ucapan singkat berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dengan cara mentauhidkan-Nya; bersikap patuh terhadapNya dengan cara menjalankan ketentuan-ketentuanNya; dan bersikap membebaskan diri; mem-benci dan memusuhi kemusyrikan beserta para pendukungnya.

Barakallaahu lii walakum...

Khutbah Kedua
ALHAMDULILLAH,
ALHAMDULILLAAHI HAMDAN KATSIIRAAN THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI KAMAA YUHIBBU RABBUNAA WA YURIIDHUU. WA ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA RASUULUHU SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHI WA SALLAM TASLIIMAN KATSIIRAN ILAA YAUMID DIIN. AMMA BA’DU. FATTAQUULLAAHU HAQQUT TAQWAA KAMAA AMAR.

INNALLAAHA WA MALAAIKATAHUU YUSHALLUUUNA ‘ALAN NABII YAA AYYUHAL LADZIINA ‘AAMANUU SHALLUU ‘ALAIHI WA SALLIIMU TASLIIMAA. ALLAAHUMMA SHALLI WA SALLIM WA BAARIK ‘ALAA ‘ABDUKAA  YA RUSUULIKAA MUHAMMAD. WA ARIDHALLAAHUMMA ‘AN KHULAFAA-UR RAASYIDIIN ABI BAKRI WA ‘UMAARA WA ‘UTSMAANA WA ‘ALII WA ‘AN SYAA-IRIL AALI WASH SHAHAABATI AJMA’IIN WAT TAABI’IINA WAT TAABI’IT TAABI’IINA WA MAN TABI’AHUM BI IHSAANIN ILAA YAUMID DIIN WA ‘ALAINA MA’AHUM BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.

ALLAHUMMAGH FIR LIL MU’MINIINA WAL MU’MINAAT WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT AL-AHYAA-I MINHUM WAL AMWAAT INNAKAS SAMII’UN QARIIBUN MUJIIBUD DA’WAT. ROBBANA LAA TUAKHIZNAA INNA SIINAA AU AKHTOKNAA ROBBANA WALA TAHMIL ‘ALAINAA ISHRONN KAMA HAMALTAHU ‘ALAL LADZIINA MINKOB’LINAA, ROBBANA WALA TUHAMMILNAA MAA LA THOO KOTALANAA BIH, WA’FUANNAA, WAGHFIRLANAA, WARHAMNAA, ANTA MAU LAANAA FAN SHURNAA ‘ALAL QOWMIL KAAFIRIIN. RABBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH WA FILL AAKHIRAATI HASANAH WA QINAA ‘ADZAABAN NAAR.

‘IBAADALLAH, INNALLAAHA YA-MURUU BIL ‘ADLI WAL IHSAAN WA IITAA-I DZIL QURBAA WA YANHAA ‘ANIL FAHSYAA-I WAL MUNKARI WAL BAGHYI YAIZHZHUKUM LA’ALLAKUM TADZAKKARUUN FADZKURULLAAHA ‘AZHIIMI WA YADZKURKUM FASTAGHFIRULLAAHA YASTAJIB LAKUM WASYKURUUHU ‘ALAA NI’MATIL LATII WA LADZIKRULLAAHU AKBARU
WA AQIIMISH SHALAH.